Riwayat Cerita
Rumah Tangga Maria dan Yosef
Awal Pertemuan dengan Yosef
Perjalanan cerita dimulai sejak mei 2008, saat saya melihat sosoknya sebagai tetangga baru. Namanya Yosef. Perkenalan kami pun dimulai pada suatu sore saat kami saling duduk ramai-ramai di pelataran dekat rumah bersama para tetangga/teman yang lain. Mulai dari situ kami jadi sering ngobrol membicarakan hal-hal umum, mulai dari urusan kator hingga masalah pribadi. Berjalannya waktu, terdengar beberapa slentingan dari para teman yang biasa nongkrong bareng bahwa Yosef menaruh rasa kepada saya. Tadinya saya cuek, tidak menganggap slentingan itu sebagai sesuatu yang khusus. Namun lambat laun, semakin sering kami bertemu dan ngobrol, ternyata saya pun tidak dapat menutupi perasaan saya kalau saya juga menaruh hati padanya. Hingga akhirnya pada tanggal 12 Oktober 2008 sekitar pukul tiga dini hari (03.00 wib), saat saya dan dia juga bersama para tetangga tengah begadang bersama, Yosef menyatakan cintanya pada saya. Dan mulai saat itulah hubungan asmara kami terjadi.
Kemunculan Teror Mawar
Hubungan kami berjalan dengan begitu baik dan bahkan penuh dengan romansa. Hari-hari kami jalani dengan bahagia dan penuh kedamaian. Saya merasa begitu senang, dan merasa begitu beruntung bisa berkenalan dengannya. Namun hal-hal indah itu menjadi sedikit terusik pada saat sekitar bulan maret 2010 saya mendapatkan telepon maupun sms dari seorang perempuan yang tidak mau mengaku namanya. Awalnya dia mengaku sebagai teman lama saya. Namun saya curiga, karena dia tetap tidak mau menyebutkan namanya, tapi tidak saya tanggapi.
Sekitar bulan April 2010, kembali telepon saya berdering, dan kembali suara perempuan yang pernah mengaku sebagai teman lama saya itu terdengar. Kali ini perempuan itu mengaku sebagai orang tua calon murid sekolah tempat saya bekerja. Perempuan itu menanyakan perihal pendaftaran masuk sekolah, padahal pada bulan itu pendaftaran sudah ditutup. Secara halus saya jelaskan mengenai pendaftaran yang sudah tutup dan sudah penuh, namun perempuan itu tetap teguh untuk datang ke sekolah dengan menanyakan denah jalan menuju ke sana. Hal itu membuat saya semakin curiga mengenai sosok perempuan itu. Dalam hati saya berpikir, mengapa tetap teguh ingin datang ke sekolah padahal tetap tidak akan bisa mendaftarkan anaknya?! Namun saya tidak dapat menolak untuk menjawab pertanyaannya karena itu berhubungamn dengan pekerjaan saya. Akhirnya saya berikan denah yang diminta perempuan itu.
Kecurigaan saya ternyata tidak salah. Siang hari pada sekitar bulan Juni 2010, ada seorang perempuan yang mendatangi tempat kerja saya. Dengan tanda tanya di hati, saya temui perempuan itu dan berkenalan dengannya. Perempuan itu memperkenalkan dirinya dengan nama Mawar. Yang membuat saya tiba-tiba menjadi sebal adalah karena perempuan bernama Mawar itu mengaku kenal Yosef karena mereka teman satu kantornya dan memiliki hubungan yang spesial dengannya. Siang itu saya menjadi sedikit geram, ditambah lagi pada saat Mawar menunjukkan foto-foto kemesraan mereka saat tengah ada acara kantor di Bali. saya kaget, dan merasa sedikit kecewa mengetahui hal-hal tersebut. Lalu Mawar pun dengan lugu mengatakan bahwa dia dan Yosef sudah bertindak tidak adil pada saya karena memiliki hubungan di belakang saya. Mawar juga sempat mengatakan pada saya bahwa dia sudah untuk memutuskan hubungannya dengan Yosef. Namun saat itu saya tidak ingin langsung percaya pada Mawar. Dengan perasaan marah yang coba saya tutupi, saya haturkan terima kasih kepada Mawar atas pengakuannya.
Pulang kantor, saya langsung mengkonfirmasikan kejadian siang tadi kepada Yosef. Saya tanyakan padanya mengenai sosok Mawar. Saya juga ceritakan pada Yosef bahwa siang tadi Mawar bertandang ke sekolah dan menunjukkan beberapa foto mesra mereka saat di Bali. Saya ceritakan juga pada Yosef bahwa Mawar juga mengaku bahwa dia dan Yosef memiliki hubungan yang spesial. Saat itu Yosef tidak mengelak bahwa dia memang memiliki hubungan dengan Mawar, namun Yosef mengelak bahwa mereka pernah jadian. Yosef bahkan berkata bahwa sebenarnya yang memutuskan hubungan adalah dia dan bukan Mawar. Pernyataan dari Yosef dan Mawar bertolak belakang mengenai siapa yang memutuskan hubungan. Yosef juga bercerita pada saya bahwa Mawar pernah meminta penegasan darinya mengenai siapa yang akan Yosef pilih sebagai pasangan. Yosef katakan pada saya bahwa saat itu dengan tegas dia menjawab, bahwa dia lebih memilih saya. Seketika itu juga Yosef meminta maaf pada saya dan memohon pada saya agar tetap menjalin tetap mempertahankan hubungan kami. Kamipun sepakat untuk tetap mempertahankan hubungan kami.
Berjalannya waktu, saya masih sering mendapat sms dari Mawar yang salah satunya berbunyi bahwa sebenarnya Yosef tidak bisa meninggalkan Mawar namun juga tidak bisa meninggalkan saya. Langsung saja saya konfirmasi kembali ke Yosef, dan Yosef dengan tegas menyatakan bahwa apa yang dikatakan Mawar adalah kebohongan. Yosef melogikakan pada saya, jika benar Mawar yang memutuskan hubungan mereka, mengapa Mawar juga yang justru meneror orang-orang terdekat Yosef? Sebelumnya Yosef sempat bilang bahwa Ibu Yosef yang berdomisili di lain kota juga diteror oleh Mawar. Sms lain yang dikirim Mawar pada saya berupa ayat Alkitab, salah satu yang masih saya ingat adalah ayat pada kitab Matius 7:3 “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”. Tapi sms-sms itu tidak saya hiraukan, dan tidak saya balas, karena saya lebih percaya pada Yosef. Satu hal yang saya minta dari Yosef setelah beberapa kejadian yang terjadi adalah agar Yosef tempat kerjanya, tidak lagi bergabung menjadi satu (1) team dengan Mawar. Yosef mengiyakan permintaan saya, dia bahkan bertanya pada saya semisal jika dia keluar saja dari kantornya bagaimana. Namun tidak saya ijinkan, karena saya anggap permasalahan yang terjadi hanyalah permasalahan biasa dan sudah saya anggap selesai.
Suatu saat, tanpa sengaja saat saya melihat facebook salah seorang teman Yosef, saya mendapati foto Yosef dan Mawar di tempat yang sama, sekalipun mereka berfoto dengan teman-teman kantor lainnya dan tidak hanya berdua saja. Saat saya tanyakan pada Yosef mengapa mereka masih satu team, dengan tegas mengatakan bahwa dia dan Mawar sudah tidak satu team lagi, namun saat tengah foto Mawar ikut foto dan Yosef tidak memiliki hak untuk melarangnya.
Lambat laun, setiap saya singgung mengenai Mawar, Yosef selalu berkilah bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan Mawar maupun perempuan-perempuan lainnya. Sayapun berusaha untuk tetap percaya pada Yosef, dan berusaha untuk tidak terganggu dengan adanya Mawar. Kamipun akhirnya lebih berfokus untuk mempersiapkan pernikahan kami.
Agustus 2012. Sekitar dua minggu sebelum melangsungkan pernikahan, pukul 19.00 wib telepon rumah berdering, dan terdengar suara perempuan yang mengatakan bahwa Yosef tengah mabuk berat di Karaoke R, dan minta untuk dijemput. Namun saya tidak menjemputnya karena dilarang oleh Ibu saya. Untuk memastikan kebenaran dari informasi yang diberikan perempuan yang saya rasa adalah Mawar, maka saya coba untuk menelepon hp Yosef, dan ternyata yang mengangkat juga perempuan yang sama dengan yang tadi menelepon rumah. Perempuan yang saya rasa adalah Mawar itu.
Pukul 22.30 wib, Yosef pulang dengan aroma alkohol yang begitu menyengat. Langsung saya tanya dengan siapa dia tadi minum-minum. Yosef menjawab bahwa tadi temannya yang bernama Pak B tengah merayakan ulang tahun, dan di sana disediakan minuman keras. Yosef merasa tidak enak hati jika menolak ajakan untuk merayakan pesta itu, hingga akhirnya dia ikut minum-minum. Saat itu langsung saya katakan padanya bahwa tadi ada perempuan yang meneror rumah dengan mengatakan bahwa dia sedang mabuk berat dan minta untuk di jemput di Karaoke R. Langsung saya sebut nama Mawar sebagai perempuan yang tadi menelepon. Saat nama Mawar terucap, dengan tegas Yosef menyatakan bahwa tadi tidak ada Mawar di sana. Yang ada di sana hanya dia, Pak B dan Istrinya serta, Bd dan Yd. Yosef bilang bahwa dia mabuk berat dan sempat tertidur di sana, hingga dia tidak tahu siapa yang memegang hpnya. Yosef juga meminta saya untuk tidak mengurusi Mawar lagi.
“Udah nggak usah diurusin lagi, dia itu perempuan gila!”
Malam itu juga Ibu saya minta penegasan dari Yosef.
“Mas Yosef, ini kok ada kejadian seperti ini, jadi Mas Yosef maunya apa? Ini mumpung pernikahan belum terlaksana.”
Yosefpun menjawab,
“Tetap maju Bu, saya tetap mau nikah sama Maria.”
Seketika Ibu Yosef yang di Pekalongan malam itu juga menelepon juga meminta penegasan dari Yosef, dan Yosef menjawab sama dengan yang dikatakan pada Ibu saya. Sebelumnya Ibu Yosef dan Kakaknya juga sempat menelepon hp Yosef saat dia masih di Karaoke R, dan ternyata yang mengangkat juga perempuan tadi. Terjadilah cekcok antara Ibu Yosef, Kakaknya dan perempuan itu.
Setelah pembicaraan dengan kedua orang tua selesai, akhirnya tinggal kami berdua di ruangan. Kembali saya tanyakan dengan serius mengenai kelanjutan hubungan kami. Jawabannya tetap sama, dia tetap ingin menikah dengan saya.
“Mungkin aku memang brengsek, aku bajingan, tapi aku minta satu kesempatan satu kali lagi.” Begitu Yosef memohon kepada saya. Akhirnya saya memberinya kesempatan dan kami tetap sepakat untuk tetap menikah. Sejak saat itu, Yosef memutuskan untuk off sementara waktu dari pekerjaanya, dan fokus untuk mengurus pernikahan kami.
Hari Pernikahan
Tanggal 8 September 2012. Hari pernikahan kamipun akhirnya tiba. Pernikahan dimulai pukul 10.00 wib di Gereja. Romo yang memberkati pernikahan kami adalah Romo Yus.
Permulaan Keretakan Rumah Tangga
Pernikahan kami berjalan baik-baik saja dan tanpa ada masalah, hingga pada senin pagi tanggal 22 Oktober 2012 seperti biasa kami masing-masing bersiap-siap berangkat kerja. Namun pada siang hingga sore, perasaan/feeling saya merasa tidak enak dengan Yosef, seperti ada sesuatu yang tidak biasa padahal kami sedang tidak ada masalah apa-apa. Maka saya sms-an biasa dengan Yosef, hingga akhirnya saya iseng bertanya melalui sms itu, saya menanyakan:
“Sebenarnya kamu seneng nggak sih nikah? Kamu bahagia nggak sih?”
Lalu Yosef pun menjawab,
“Nanti aja kalau ketemu, masak tanya hal itu lewat sms?”
Dengan jawaban terakhirnya itu, perasaan saya menjadi bertambah tidak enak.
Sekitar pukul 17.00 wib, saya telepon Yosef beberapa kali namun tidak dia angkat. Hingga saya telepon temannya yang bernama Bd, menanyakan keberadaan Yosef karena Yosef bilang bahwa dia ingin bertemu kliennya di Plasa S. Tapi kata Bd, Yosef tidak ada di tempat tsb., dan sejak tadi dia tidak melihat Yosef di sana. (Posisi Budi saat saya telepon sedang di Plasa tsb.)
Pengakuan Yosef
Sekitar pukul 20.30 wib, Yosef pulang, lalu saya tanyakan kembali tentang sms tadi.
Maria : “Ehm, maksud jawaban sms-mu tadi apa ya?”
Yosef : “Kamu kan tadi tanya apakah aku bahagia menikah? Ini jujur ya, sebenarnya
aku menikah itu bunuh diri.”
Maria : “Hah, maksudnya?! Gara-gara Mawar?!”
Yosef : “Iya.”
Maria : “Terus kalau kamu cinta sama Mawar, kenapa kamu malah nikah sama aku?!”
Yosef : “Aku nggak tahu!” (Dengan ekspresi seperti orang kebingungan)
Lalu saya desak lagi. Dan dia bilang,
Yosef : “Aku menikah dengan kamu karena keluarga ini sudah sangat baik sama
aku.”
Kemudian saya bilang, agar masalah ini jangan ada orang lain yang tahu dulu, termasuk orang tua. Cukup kami berdua.
Sehari sesudahnya sikap Yosef mulai berubah menjadi dingin, menjawab seperlunya, banyak diam, sering pulang malam di atas jam 22.00 wib.
Kamis, 25 Oktober 2012. Ada perempuan yang menelepon saya yang mengaku teman Yosef dan Mawar, namun tidak mau menyebutkan identitas, mengatakan:
“Kami risih melihat hubungan Yosef dan Mawar yang sudah tidak layak. Masak Yosef belai-belai rambut Mawar di mobil dalam perjalanan kami dari ….”
Selain itu perempuan itu juga mengatakan:
“Kemarin senin Yosef mengantar Mawar ke … untuk membetulkan BB-nya Mawar yang rusak. Ke mana-mana Yosef dan Mawar itu selalu berdua.”
Kata perempuan itu, jika saya tidak percaya dengan perkataannya saya diminta untuk mengecek sendiri di daerah S dimana mereka sering meluangkan waktu berdua.
Lalu saya bilang pada perempuan itu:
“Ow, iya saya sudah tahu kok. Terima kasih.”
Beberapa hari kemudian, Yosef pulang ke orangtuanya karena Ibunya ingin berbicara dengannya mengenai masalah ini. Sekitar pukul 00.00 saya mendapat telepon dan sms dari nomor yang tidak saya kenal, yang isinya:
“Sekarang Yosef dan Mawar sedang ada di kota …, di daerah W dan G.”
Saya balas sms tersebut:
“Oya, terima kasih. Biarkan saja.”
Hari seninnya Ibu Yosef menelepon saya, mengatakan:
“Maaf, Ibu belum bisa menyelesaikan masalah kalian. Hatinya Yosef sudah seperti batu karang. Ibu tanya sama dia ‘kamu milih keluarga (Ibu dan Bapak yang sudah tua ini) atau perempuan nggak benar itu?”
Yosef langsung menjawab:
“Mawar!”
Ibunya merasa kecewa dan merasa bahwa ada yang aneh dengan Yosef, seakan Yosef bukan anak yang dilahirkannya.
Beberapa hari setelah percakapan kami di telepon itu, Ibu Yosef datang ke kotaku. Saya, Yosef, dan juga Ibunya awalnya ngobrol baik-baik, namun tiba-tiba Yosef mengatakan secara terus terang kalau dia saat ini memiliki dua wanita Maria dan Mawar, namun hatinya untuk Mawar. Cicin pernikahan yang dia kenakan pun juga dilepas. Saat saya tanya mengapa dilepas, Yosef menjawab “nggak apa-apa”, sayapun tidak dapat menjawab apa-apa lagi atas pernyataannya.
Beberapa hari kemudian, acara road show kantornya. Menurut informasi yang saya dapat, seharusnya dia berangkat hari selasa-minggu, namun Yosef pamit pada saya dari hari senin, dan hari minggu baru pulang. Selama seminggu pergi itu Yosef tidak pernah sms, dan jika saya sms tidak pernah dibalas. Bahkan Ibu Yosef, juga mengeluh sakit hati pada anaknya itu karena jika ditelepon Yosef selalu menjawab telepon dengan dingin.
Akhirnya pada hari minggu, Yosef pulang tapi dengan pakaian kosong. Ketika saya tanya dimana pakaiannya, dia menjawab bahwa pakaiannya ditinggal di kost. Lalu saya tanya lagi kenapa pakaiannya ditinggal di kost? Lalu jawabannya hanya ‘ya nggak apa-apa’. Sejak ngekost itu, Yosef jadi jarang pulang, dan sekalinya pulang dia membawa motornya Mawar, dan justru dengan sengaja berteleponan dengan Mawar di depan saya.
Sejak dia jarang pulang, saya tetap berusaha sms dia setiap hari, mengingatkannya untuk pulang, namun tidak pernah dibahas. Tapi pernah sekali pada tanggal 27 Januari 2013 dia sms saya untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada saya.
Selasa, 21 Februari 2013, Yosef menyampaikan kabar pada saya bahwa Papahnya meninggal, dan akhirnya kami sekeluarga bertemu di rumah orangtuanya. Di sana ternyata Mawar juga datang.
Kamis, 28 Februari 2013. Pada saat acara 7 hari Papa Yosef, kami bertemu lagi walaupun tidak berangkat bersama. Saya naik kereta, sementara Yosef naik motor. Di sana kami sempat ngobrol.
Maria : “Salah aku apa?”
Yosef : “Kamu nggak salah apa-apa, yang salah itu aku. Aku nggak bisa pulang ke
rumah lagi.”
Maria : “Kamu kos sama siapa? Mawar?”
Yosef : “Iya.”
Jawabannya sudah bisa saya tebak, sekalipun sebelumnya dia katakan pada saya bahwa dia ngekos sendiri.
Setelahnya saya coba untuk nasehati dia. Dia bilang ingin berubah menjadi baik, dan juga berjanji untuk pulang di hari Sabtu, ingin tidur di rumah. Saya juga sempat ajak dia untuk konsultasi ke Romo, tapi dia tidak mau karena katanya “aku nggak suka konsultasi gitu, kamu kan tahu aku tertutup.”. Akhirnya saya tidak memaksa dia untuk setuju dengan ajakan saya itu.
29 Februari 2013, ketika saya mau pulang, Yosef bersedia mengantar dengan naik motor. Akhirnya kami pulang bersama, dan dia mengantarkan saya sampai rumah, namun dia tidak mau menginap di rumah, dan justru berjanji pada saya untuk menginap di rumah pada hari sabtu. Namun janjinya itu ternyata tidak dia tepati, hari sabtu dia tidak pulang ke rumah. Saat saya sms, dia hanya membalas “nggak pulang”.
Permintaan Cerai
18 Maret 2013 sekitar pukul 22.00 wib, saya sms Yosef seperti kebiasaan setiap hari yang saya lakukan.
Maria : Kapan mau pulang, katanya mau berubah? Masih ada kesempatan, GBU.
Yosef : Nggak pulang! Aku minta cerai PN-nya! (PN: Pengadilan Negeri)
Maret-April 2013 sekitar pukul 14.30 wib, tiba-tiba Yosef sms.
Yosef : Napa telepon?
Padahal saya tidak menelepon dia.
Maria : Aku nggak nelepon kok, cuma sms.
Yosef : Apa?
Maria : Ya seperti biasa kan tiap hari aku selalu sms kamu di jam-jam yang sama.
Yosef : Bosan! Sms sampah!
Maria : Ya biarin aja tho, tapi suatu saat smsku bakalan jadi berkat.
Sebenarnya saya tidak tahu, apakah sms-sms itu balasan dari Yosef sendiri atau Mawar, karena sebelum-sebelumnya Yosef tidak pernah bicara kasar.
7 April 2013 siang sampai dengan Mei 2013.
Masih seperti biasa, saya sms dia, sekitar pukul 10.00 wib.
Yosef : Nggak pulang selamanya!
Saya balas smsnya dengan nasehat-nasehat dan pertanyaan kapan dia akan pulang ke rumah. Saya tanya juga sampai kapan akan hidup seperti itu terus.
Yosef : Mboh! Bentar lagi aku punya anak dengan Mawar!
Maria : Oww ya? Wah, selamat ya!
Yosef : Ya, serius!
Maria : Ya, aku juga serius kok ngucapinnya!
Masih seperti sebelum-sebelumnya, saya kembali sms dia pada jam 10.00 wib.
Yosef : Kamu tuh nggak punya harga diri!
Maria : Hehehe, nggak kebalik tuh mbak?
Sengaja saya sebut dia ‘mbak’ karena saya curiga yang membalas sms adalah Mawar.
Yosef : Tolong jangan sms lagi. Aku bukan banci, jadi jangan panggil aku mbak!
Maria : Kalau kamu itu laki-laki, masak nggak bertanggung jawab gitu? Makanya
aku panggil kamu ‘mbak’.
Yosef : Aku udah nitip uang sama Ibuku, ambil aja. Itu bukti tanggung jawabku.
Maria : Eh, ini bukan masalah uang ya!
Yosef : Uang di Ibuku ambil aja! Kurang apa lagi?
Maria : Kamu itu udah bikin kecewa banyak orang. Kamu nggak kasihan sama
orang-orang yang tulus sama kamu. Kamu nggak tahu Ibu kamu tuh sedih.
Kamu satu-satunya anak laki-laki pegangan Ibu, kok kamu malah seperti itu?
Yosef : Hubunganku sama Ibuku baik-baik saja, jangan sangkut pautkan!
Padahal sebelumnya Ibu Yosef pernah bilang bahwa sudah 1 bulan dia lost contact dengan Yosef.
Yosef : Aku kan sudah bilang minta cerai PN! Asal kamu tahu, aku menikah karena
aku mau balas kebaikanmu.
Maria : Ow, yo rapopo kebaikanku mbok bales koyok ngono. Yoh, tak trimane!
Kamis, 9 Mei 2013.
Setelah sms-sms itu, saya tidak pernah sms Yosef lagi. Namun tiba-tiba justru Yosef yang sms saya.
Yosef : Maria, aku mau bikin akte buat anakku. Bisa tolongi?
Smsnya tidak saya balas.
Senin, 20 Mei 2013.
Saya sms Yosef mengucapkan selamat ulang tahun padanya, tapi tidak dia balas.
Minggu, 16 Juni 2013 sekitar pukul 07.52-08.50 wib, saya dan Yosef sms-an.
Maria : Yosef yang baik hati, kamu sudah meninggalkan kewajibanmu sebagai kepala
rumah tangga. Nggak cuma sehari dua hari, tapi sudah berbulan-bulan, dan
aku sudah cukup sabar. Sekarang apa maumu? Apa yang kamu inginkan?
Terus-terusan lari dari tanggung jawabmu? Kalau kamu masih orang baik, ya
pulang. Kalau sudah nggak mau pulang ya ayo kita ditunggu Romo supaya
proses cepat selesai.
Yosef : Sudah jelas ya, aku nggak bakal pulang lagi.
Maria : Terus penyelesaiane piye?
Yosef : Cerai tho ya!
Maria : Cerai sing model kepiye? Lha kok ndisik ditanting kok ndadak gelem nikah?
Yosef : Mau ngungkit masa lalu nggak bakal ada selesainya. Cerai secara negara.
Maria : Lha terus nek secara negara, lha secara gerejane piye? Terus nek bar secara
negara iso, kowe arep kawin karo Mawar ngono? Yo ra iso to ya.
Yosef : Lho, yang penting cerai negara sik.
Maria : Terus nek bar cerai negara?
Yosef : Yo wis to ya, selesai.
Maria : Selesai gundulmu kuwi! Lha sing grejone piye?
Yosef : Yang gereja ya diurus juga tho ya.
Maria : Lha emang iso? Piye corone? Tak takon aku!
Yosef : Lha maksudmu piye? Pertama kon nyelesaike, saiki ngomong ora iso. Nek ra
iso yo kon ngapake meneh?
Maria : Kowe ki jane mudeng po ra je tak jak ngomong? Gek kae kowe tak takono
tak jak konsultasi ketemu Romo kowe wegah. Lha makane pertanyaanku
kowe ki piye le arep nyelesaike?
Yosef : Yo takon Romo to nek meh cerai piye carane?!
Maria : Yo wis to kono neng romo tekok carane piye!
Yosef : Oke.
Maria : Kowe arep tekok ning Romo sopo? Kowe kudu janjian sek karo Romone.
Yosef : Y
Pada pukul 19.25 wib, saya kembali sms dia.
Maria : Sekarang aku tanya sekali lagi, kami nikah itu cuma karena balas budi?
Namun sms saya itu tidak dia balas, dan sampai sekarang tidak pernah pulang dan tidak pernah memberi nafkah.
Catatan Tambahan:
Yosef pernah menunjukkan sms dari seseorang yang katanya dia juga tidak tahu dari siapa. Tapi intinya dia mengatakan kekagumannya pada Yosef karena cuek, cool, tapi perhatian dan ngajakin entertaining.
- Awal saya melihat Mawar sekitar tahun 2009, waktu itu saya belum tahu namanya Mawar. Beberapa saat setelah Yosef kerja, Mawar pernah bertamu ke rumah bersama laki-laki bernama M. Layaknya tamu pada umumnya, saya buatkan dia minum tapi terus saya tinggal karena saya pikir itu urusan pekerjaan. Setelah Mawar datang ke sekolah pada Juni 2010, saya baru ingat kalau perempuan itu yang dulu pernah ke rumah saya.
- Saat team Yosef ke Bali (P, H, T, L, Y, dan Mawar) menjemput dan mengantar pulang Yosef bersama-sama karena ke Bali naik mobil. Setelah pulang dari Bali, di kamera Yosef banyak foto-foto Mawar. Ada yang bersama-sama dengan satu team-nya, namun juga banyak foto Mawar yang sendirian. Saat saya tanya kok banyak foto-fotonya Mawar, Yosef hanya jawab “nggak usah curiga, itu hanya teman biasa.”
- Saat di Bali Yosef setia dengan smsnya dan nanyain mau dibawain oleh-oleh apa. Mungkin ini wujud rasa bersalah atau menutupi atau cinta?